Reaksi Diels-Alder adalah reaksi kimia organik antara diena terkonjugasi dengan alkena tersubstitusi, umumnya
dinamakan sebagai dienofil, membentuk sikloheksena tersubstitusi. Reaksi ini dapat
berjalan bahkan jika beberapa atom dari cincin yang terbentuk bukanlah karbon. Beberapa reaksi Diels-Alder
adalah reversibel; reaksi dekomposisi dari sistem siklik dinamakan reaksi Retro-Diels-Alder.
Reaksi retro ini umumnya terlihat pada saat analisis produk reaksi Diels-Alder
menggunakan spektrometri
massa. Reaksi Diels-Alder (yang mana Otto Diels dan Kurt
Alder diberikan bersama Hadiah Nobel pada tahun 1950) melibatkan reaksi dari
diena terkonjugasi dengan kelompok lain yang mengandung ikatan pi (disebut
sebagai "dienofile" karena ia "Suka" bereaksi dengan diena).
Pada keandaan panas panas, diena dan dienofil akan bergabung untuk menghasilkan
produk sikloheksen. Mekanisme terpadu ini adalah contoh dari reaksi pericyclic
yang disebut [4 + 2] sikloadisi karena melibatkan interaksi dari sistem empat
elektron the (diena) dengan sistem tdua elekytron the (dienophile). Sementara
banyak contoh reaksi Diels-Alder dapat dengan mudah digambarkan sebagai reaksi
antara nukleofil dan elektrofil (pendekatan yang akan diambil di sini),
mekanisme dan regio- dan stereokimia dari produk biasanya digambarkan oleh
teori orbital frontier di mana HOMO diena dan LUMO dari dienophile
dicocokkan highest occupied molecular orbital (HOMO) dan the lowest
unoccupied molecular orbital (LUMO) berlangsung dalam satu langkah dengan
redistribusi siklik elektron ikatan. Kedua reaktan hanya bergabung bersama
melalui keadaan transisi siklik di mana dua
ikatan C C baru terbentuk pada saat yang sama
Diena
adalah senyawa alifatik yang memiliki dua ikatan ganda. Bila ikatan ganda ini
dipisahkan oleh hanya satu ikatan tunggal, senyawa ini disebut sebagai diena
konjugasi (diolefin konjugasi). Diolefin tak-terkonjugasi memiliki ikatan ganda
yang terpisah (terisolasi) oleh lebih dari satu ikatan tunggal. Suatu diena
atau poliena terkonjugasi dapat mengalami reaksi perisiklik. Reaksi perisiklik
merupakan reaksi serempak yang berlangsung dalam suatu deret siklis elektron
pada keadaan transisinya. Reaksi perisiklik terjadi pada diena ataupun poliena
terkonjugasi yang berlangsung dengan mekanisme serempak seperti reaksi S N2
artinya ikatan- ikatan lama terputus ketika ikatan baru terbentuk dan semuanya
terjadi dalam satu tahapan. Reaksi perisiklik dikarakteristikan oleh suatu
keadaan transisi siklik yang melibatkan ikatan ikatan pi. Terdapat 3 tipe
reaksi perisiklik yaitu reaksi sikloadisi, reaksi elektrosiklik dan penataan
ulang sigmatropik. Reaksi sikloadisi adalah reaksi di mana dua molekul
bergabung membentuk sebuah cincin. Dalam reaksi ini dua ikatan pi diubah
menjadi ikatan sigma. Contoh reaksi sikloadisi ialah reaksi Diels-Alder.
Sikloadisi dibagi menjadi beberapa tipe antara lain sikloadisi [2+2], [4+2],
[4+4], [6+2], [6+2], [6+4], dan lain-lain. Sikloadisi (4+2) disebut juga Reaksi
Diels–Alder. Dua angka tersebut melambangkan jumlah elektron pi yang terlibat
dalam suatu reaksi sikloadisi. Berikut ini contoh sederhana reaksi sikloadisi:
Mekanisme Reaksi Diels Alder
Reaksi Diels Alder merupakan reaksi sikloadisi
yang bergantung pada suhu dan mekanismenya melibatkan tumpang tindih antara
orbital σ dan orbital π. Reaksi ini terjadi antara molekul dengan dua ikatan
rangkap dua terkonjugasi (diena) dan molekul dengan satu ikatan rangkap dua
(dienofil) serta menghasilkan dua ikatan karbon-karbon yang baru dan satu
molekul sikoheksana yang tidak jenuh dalam satu langkah.
Reaksi
Diels-Alder adalah proses perisiklik, yang terjadi pada satu langkah dengan
pendistribusian kembali elektron ikatan secara melingkar (siklik). Dua ikatan
reaktan yang sederhana bersatu melalui keadaan transisi siklik dan dua ikatan
karbon baru terbentuk pada saat yang sama. Pada keadaan transisi Diels-Alder,
dua karbon alkena dan karbon 1,4 pada diena terhibridisasi ulang dari sp2 menjadi
sp3 untuk membentuk dua ikatan tungggal baru, sehingga karbon 2,3 pada
diena terhibridisasi sp2membentuk ikatan rangkap baru pada produk sikloheksena.
Reaksi
Diels–Alder disebut juga sikloadisi (4+2) karena cincin terbentuk oleh
interaksi 4 elektron π pada diena dan 2 elektron π pada alkena atau alkuna.
Reaksi sikloadisi adalah reaksi dimana dua molekul bergabung membentuk sebuah
cincin. Dalam reaksi Diels-Alder, diena adalah gugus yang kaya elektron, sedang
dienofil (diene-lover) adalah gugus yang miskin elektron.
Diena
Sama seperti komponen dienofile memiliki
batasan-batasan tertentu yang mempengaruhi reaktivitasnya, demikian pula
komponen diena yang terkonjugasi. Diena harus mengadopsi apa disebut konformasi
s-cis, yang berarti "cis-like" tentang ikatan tunggal, untuk
menjalani reaksi Diels-Alder. Hanya dalam konformasi s-cis adalah karbon 1 dan 4
diena cukup dekat untuk bereaksi melalui keadaan transisi siklik.
Dalam konformasi s-trans alternatif, ujung mitra
diena juga demikian berjauhan untuk tumpang tindih dengan orbital p dienofil.
Beberapa reaksi diels alder
Diels-Alder yang kaya akan elektron yang
menunjukkan regioselektivitas yang sangat baik dalam reaksi dengan dienofil
yang defisiensi elektron. Jadi silil enol eter yang diperluas seperti 54, 60,
dan 92 juga merupakan butadiena tersubstitusi-1.34 Reaksi tipikal adalah
sikloadisi 120 dengan alkena 121 untuk memberikan satu regioisomer dari adisi
122 dalam hasil yang tinggi. Senyawa ini digunakan oleh Schlessinger35 dalam
sintesis senepoxide 123.
enamin seperti 55 bahkan lebih reaktif 19 dan regio
124 bereaksi secara khusus dengan mereka ester tak jenuh 125 untuk memberikan
isomer regio dan stereo tunggal dari 126 ketika tidak ada 1-RO butadiene akan
melakukannya
Dari pemaparan di atas, maka timbulah permasalahan sebagai berikut:
- Reaksi diels alder dikenal dengan reaksi yang membutuhkan energi rendah namun pada beberapa kasus menggunakan suhu tinggi contohnya naftalena, antracena bagaimana jika suatu keadaan mereaksikan diena diatas pada suhu rendah, apa pengaruhnya?
- Reaksi Diels-Alder terjadi dengan diena berada pada konformasi cis atau endo, diena dalam konformasi trans seringkali menjadi susah bereaksi dengan dienofil atau bahkan tidak bereaksi. Mengapa demikian?
- Terdapat peningkatan laju reaksi yang mencolok ketika reaksi Diels-Alder tertentu dilakukan dalam pelarut organik polar seperti dimetilformamida dan etilen glikol dan bahkan dalam air, Kenapa?
DAFTAR PUSTAKA
McMurry, J. 2010. Organic
Chemistry Eight Edition. USA: Cengage Learning.
Fessenden, R. J dan J. S. Fessenden. 1985. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
1. Berpengaruh pada proses reaksinya untuk senyawa diena yang di sebutkan itu termasuk diena yang kurang stabil maka dari itu akan mengalami reaksi diels alder pada suhu tinggi.
BalasHapus2. Karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital π dari diena dalam konformasi trans dengan orbital π dari dienofil terlalu kecil.
3. mungkin karena dienofionya terpolarisasi menjadi positif
1. Berpengaruh pada proses reaksinya untuk senyawa diena yang di sebutkan itu termasuk diena yang kurang stabil maka dari itu akan mengalami reaksi diels alder pada suhu tinggi.
BalasHapus2. Karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital π dari diena dalam konformasi trans dengan orbital π dari dienofil terlalu kecil.
3. mungkin karena dienofionya terpolarisasi menjadi positif
Berpengaruh pada proses reaksinya untuk senyawa diena yang di sebutkan itu termasuk diena yang kurang stabil maka dari itu akan mengalami reaksi diels alder pada suhu tinggi.
BalasHapus2. Karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital π dari diena dalam konformasi trans dengan orbital π dari dienofil terlalu kecil.
3. mungkin karena dienofionya terpolarisasi menjadi positif
1. Berpengaruh pada proses reaksinya untuk senyawa diena yang di sebutkan itu termasuk diena yang kurang stabil maka dari itu akan mengalami reaksi diels alder pada suhu tinggi.
BalasHapus2. Karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital π dari diena dalam konformasi trans dengan orbital π dari dienofil terlalu kecil.
3. mungkin karena dienofionya terpolarisasi menjadi positif
1. Berpengaruh pada proses reaksinya untuk senyawa diena yang di sebutkan itu termasuk diena yang kurang stabil maka dari itu akan mengalami reaksi diels alder pada suhu tinggi.
BalasHapus2. Karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital π dari diena dalam konformasi trans dengan orbital π dari dienofil terlalu kecil.
3. mungkin karena dienofionya terpolarisasi menjadi positif
1. Berpengaruh pada proses reaksinya untuk senyawa diena yang di sebutkan itu termasuk diena yang kurang stabil maka dari itu akan mengalami reaksi diels alder pada suhu tinggi.
BalasHapus2. Karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital π dari diena dalam konformasi trans dengan orbital π dari dienofil terlalu kecil.
3. mungkin karena dienofionya terpolarisasi menjadi positif
1. Berpengaruh pada proses reaksinya untuk senyawa diena yang di sebutkan itu termasuk diena yang kurang stabil maka dari itu akan mengalami reaksi diels alder pada suhu tinggi.
BalasHapus2. Karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital π dari diena dalam konformasi trans dengan orbital π dari dienofil terlalu kecil.
3. mungkin karena dienofionya terpolarisasi menjadi positif
Terima kasih, baiklah saya akan membantu menjawab nimor 1, yaitu Berpengaruh pada proses reaksinya untuk senyawa diena yang di sebutkan itu termasuk diena yang kurang stabil maka dari itu akan mengalami reaksi diels alder pada suhu tinggi.
BalasHapusHi hikal
BalasHapus1. Berpengaruh pada proses reaksinya untuk senyawa diena yang di sebutkan itu termasuk diena yang kurang stabil maka dari itu akan mengalami reaksi diels alder pada suhu tinggi.
1. Berpengaruh pada proses reaksinya untuk senyawa diena yang di sebutkan itu termasuk diena yang kurang stabil maka dari itu akan mengalami reaksi diels alder pada suhu tinggi.
BalasHapus2. Karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital π dari diena dalam konformasi trans dengan orbital π dari dienofil terlalu kecil.
3. mungkin karena dienofionya terpolarisasi menjadi positif
Terimakasih haikal atas pemaparannya,
BalasHapus1. Berpengaruh pada proses reaksinya untuk senyawa diena yang di sebutkan itu termasuk diena yang kurang stabil maka dari itu akan mengalami reaksi diels alder pada suhu tinggi.
2. Karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital π dari diena dalam konformasi trans dengan orbital π dari dienofil terlalu kecil.
3. mungkin karena dienofionya terpolarisasi menjadi positif
Terima kasih haikal, saya akan mencoba menjawab
BalasHapus2. Karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital π dari diena dalam konformasi trans dengan orbital π dari dienofil terlalu kecil.
3. mungkin karena dienofionya terpolarisasi menjadi positif
Yuhuuuu
BalasHapusMateri yg menarik kal
Mau jawab nomor 2 Karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital π dari diena dalam konformasi trans dengan orbital π dari dienofil terlalu kecil.
Halo Haikal, menurut saya jawaban nomor 3 : mungkin karena dienofionya terpolarisasi menjadi positif
BalasHapuslumayan bagus materinya
BalasHapusmenurut saya no 3. mungkin karena dienofionya terpolarisasi menjadi positif
Halo Haikal, menurut saya jawaban nomor 3 : mungkin karena dienofionya terpolarisasi menjadi positif
BalasHapusTerimakasih haikal atas pemaparannya,
BalasHapus1. Berpengaruh pada proses reaksinya untuk senyawa diena yang di sebutkan itu termasuk diena yang kurang stabil maka dari itu akan mengalami reaksi diels alder pada suhu tinggi.
2. Karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital π dari diena dalam konformasi trans dengan orbital π dari dienofil terlalu kecil.
3. mungkin karena dienofionya terpolarisasi menjadi positif
2. Karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital π dari diena dalam konformasi trans dengan orbital π dari dienofil terlalu kecil.
BalasHapus3. mungkin karena dienofionya terpolarisasi menjadi positif
Terimakasih haikal atas pemaparannya,
BalasHapus1. Berpengaruh pada proses reaksinya untuk senyawa diena yang di sebutkan itu termasuk diena yang kurang stabil maka dari itu akan mengalami reaksi diels alder pada suhu tinggi.
2. Karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital π dari diena dalam konformasi trans dengan orbital π dari dienofil terlalu kecil.
3. mungkin karena dienofionya terpolarisasi menjadi positif
1. Berpengaruh pada proses reaksinya untuk senyawa diena yang di sebutkan itu termasuk diena yang kurang stabil maka dari itu akan mengalami reaksi diels alder pada suhu tinggi.
BalasHapus2. Karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital π dari diena dalam konformasi trans dengan orbital π dari dienofil terlalu kecil.
3. mungkin karena dienofionya terpolarisasi menjadi positif
1. Berpengaruh pada proses reaksinya untuk senyawa diena yang di sebutkan itu termasuk diena yang kurang stabil maka dari itu akan mengalami reaksi diels alder pada suhu tinggi.
BalasHapus2. Karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital π dari diena dalam konformasi trans dengan orbital π dari dienofil terlalu kecil.
3. mungkin karena dienofionya terpolarisasi menjadi positif
hai haikal...
BalasHapus2. Karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital π dari diena dalam konformasi trans dengan orbital π dari dienofil terlalu kecil.
Baik saya akan mencoba menjawab
BalasHapus2. Karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital π dari diena dalam konformasi trans dengan orbital π dari dienofil terlalu kecil.
Terimakasih haikal, saya akan mnjwb no 1 : Berpengaruh pada proses reaksinya untuk senyawa diena yang di sebutkan itu termasuk diena yang kurang stabil maka dari itu akan mengalami reaksi diels alder pada suhu tinggi.
BalasHapusBaik saya akan mencoba menjawab
BalasHapus2. Karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital π dari diena dalam konformasi trans dengan orbital π dari dienofil terlalu kecil.
Terimakasih haikal, saya akan mnjwb no 1 : Berpengaruh pada proses reaksinya untuk senyawa diena yang di sebutkan itu termasuk diena yang kurang stabil maka dari itu akan mengalami reaksi diels alder pada suhu tinggi.
BalasHapusterimakasih atas materinya,
BalasHapus2. Karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital π dari diena dalam konformasi trans dengan orbital π dari dienofil terlalu kecil.